Sabtu, 14 Januari 2012

Meningkatkan Motivasi Guru


Teaching is more than the presentation of  fact. Teaching is the development of new ways of thinking, a development that reveals it self in increased skill with the problem of  live, in new habit of action in more desirable attitudes, in benefited personality and in an improved character. 

Bagaimana pendapat Anda dengan pernyataan di atas? Sungguh tugas yang luar biasa bagi seorang guru untuk dapat merealisasikan hal tersebut bagi anak didiknya. Karena begitu pentingnya peranan seorang guru maka seorang Kaisar Jepang menanyakan kepada panglima perangnya ada berapa guru yang masih hidup?.  Mungkin juga karena  apresiasi negara Jepang yang tinggi terhadap profesi guru sehingga bangsanya menjadi maju seperti ini. Bagaimana dengan kita? Apakah masih ada semangat untuk berkontribusi pada bangsa dengan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi?! Atau masih berpikiran bahwa hasil kerja harus disesuaikan dengan pendapatan yang diterima setiap bulan? Berbicara motivasi biasanya kita mengoneksikan dengan anak didik. Padahal sebagai guru, terkadang motivasi kita pun Up and Down. Masalah yang bisa menyebabkan turunnya motivasi kerja adalah:
  • perasaan malu karena berprofesi sebagai guru
  • perasaan minder karena tingkat pendidikan yang rendah
  • suasana kerja yang tidak kondusif
  • kesempatan untuk meningkatkan kualitas pribadi yang terbatas
  • niat yang salah
  • perasaan tidak berguna karena memiliki keterampilan yang pas-pasan
  • ketidakpuasan dengan honor yang kecil
  • sulit dan tingginya kualifikasi dalam  sistem perekrutan tenaga pendidik
  • sering menemukan kegagalan dalam menjalankan profesi ini
  • dll
Tanpa kita sadari, anak didik dapat dengan cepat menilai apakah kita termasuk guru yang profesional atau tidak. Indikatornya adalah melihat semangat guru dalam mengajarkan materi, wawasan dan kemampuan memberikan ulasan, menguasai IT, mampu mengambil keputusan dengan sikap percaya diri dan tepat, dapat memberikan solusi bagi permasalahan anak didik atau lingkungan kerjanya, senang humor, selalu berpenampilan menarik, pandai bermain musik, dan lain-lain.  Guru seperti ini dapat menjadi  inspirator, motivator, katalisator, fasilitator dan konselor  bagi siswa. Memang saat ini untuk mendapatkan The best teacher perlu dilakukan  standarisasi dan uji kompetensi. Hal ini sangat erat  kaitannya dengan pengembangan dan peningkatan kemampuan guru di era globalisasi. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas maka harus dididik oleh guru unggulan yang berpendidikan tinggi, kreatif, inovatif, melek IT, menguasai bahasa asing secara aktif, memiliki manajemen waktu yang efisien dan efektif serta SEJAHTERA. Mengapa kesejahteraaan sangat penting? Seorang guru yang hidupnya sejahtera, tercukupi kebutuhan dasarnya maka Ia tidak akan mudah menduakan profesi gurunya dengan yang lain. Dengan demikian ia akan fokus dan menjadikan profesi guru sebagai karir sepanjang hidupnya. Fokus pada pekerjaan akan membuat kita terus belajar meningkatkan penguasaan ilmu dan keterampilan diri. Bila hal ini dilakukan secara terus-menerus,  maka kompetensi diri menjadi unggul. Bagaimana caranya agar motivasi itu kembali, kemudian dapat merubah performa kita menjadi guru unggulan?
  • jangan malu mengakui profesi ini terhadap siapapun,
  • hargai nilai kegagalan, karena kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Anggaplah kegagalan menjadi isyarat kita untuk berubah
  • miliki rasa humor
  • belajar dari pengalaman orang-orang yang sukses
  • bermain musik/mendengarkan musik/lagu atau menonton film untuk mendapatkan inspirasi
  • menjaga kebugaran tubuh dan gaya hidup yang sehat
  • terus belajar untuk menjadi lebih baik setiap saat
  • selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki agar bahagia
  • tingkatkan kemauan dan kemampuan untuk melihat peluang pada profesi yang dijalan.
Semoga kita termasuk ke dalam komunitas PAHLAWAN PENDIDIKAN yang menjadi AGEN PERUBAHAN bagi kemajuan anak didik  INDONESIA!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar